HANIBAL HAMIDI
“Semakin sedikitnya semangat sosial pada pelaksanaan pelayanan kesehatan Indonesia sebagai refresentasi “sumpah tenaga Kesehatan Profesional”, Pelaksanaan SJSN Bidang kesehatan oleh BPJS pada tahun 2014 dengan semua kesiapannya sebagai Kesiapan melayani peserta asuransi terbesar di dunia (Universal Coverage) serta banyaknya faktor kunci kualitas kesehatan yang belum diatur oleh Sistem Kesehatan Nasional maka kebutuhan langkah Revolusi Kesehatan menjadi sesuatu yang harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat- singkatnya.
Hal ini mengingat rendah nya kinerja pemerintah dalam pemenuhan hak sehat bagi seluruh warga NKRI, sesuai hasil SDKI tahun 2012, Mit Term Review RPJMN 2010-2014 dan Survei Word Bank tentang Status Kesehatan dan kualitas Kesehatan Revolusi Kesehatan melalui Rekonstruksi Total.
Sistem Kesehatan Nasional dan Proses rekruitmen dan sistem karir SDM kesehatan yang terkendali sepenuhnya oleh Pemerintah diyakini akan mampu menjawab permaslahan yang ada sekaligus memastikan Angka Harapan Hidup meningkat secara signifikan minimal sama dengan AHH negara maju. – perdesaansehat.com
Hanibal Hamidi, PP LKNU
REVOLUSI KESEHATAN JOKOWI
KUNCI DASAR MERDEKAKAN
BANGSA
Written by Sulistiyono
Sabtu, 27 September 2014 11:24
WARTAHARIAN.CO-(Jakarta) Perkumpulan Alumnus Sastra Dan Alumnus Kedokteran Universitas Indonesia (SastraStovia) menyatakan perlunya rekonstruksi ulang narasi besar mengenai kesehatan nasional sebagai acuan utama dalam sistem Revolusi Mental. SastraStovia menilai, gebrakan Revolusi Kesehatan yang digagas oleh Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dinilai menjadi kunci dasar Revolusi Mental untuk memerdekakan bangsa ini supaya mencapai harapan hidup yang sehat.
Namun, Indonesia yang sudah merdeka selama 69 tahun masih tetap saja dijajah masalah kesehatan yang terus membelenggu rakyat. Jelas terlihat, fenomena harapan hidup sehat masyarakat masih jauh dari kata sehat itu sendiri.
“Kesehatan Nasional tidak untuk sekedar basa-basi jaman diskusi, dimana kebijaksanaan pemerintah ridak mengedepankan keutamaan
Kesehatan Nasional,” kata Direktur Khusus Permanen, Dedy Syeh, Sabtu ( 27/9/2014 ). Seminar sehari yang digagas pada Kamis lalu dengan tema “Revolusi Kesehatan Menuju Revolusi Mental” diharapkan bisa memahami jika Kesehatan Nasional merupakan suatu konstruksi sosial dalam pertarungan berbagai disiplin pemikiran dengan kekuasaan dan pengetahuan yang memproduksinya terus menerus.
“Bahwa hak untuk sehat berkaitan langsung dengan regulasi dan kebijakan politik menjadi latarbelakang analitis terhadap keadilan kesehatan,” ujarnya.
Menurutnya, kesehatan sendiri merupakan konsep keadilan yang menuntut negara untuk menghormati hal-hal terkait hak atas otonomi tubuh dan distribusi sumberdaya.
“Negara harus betul-betul memahami ukuran kesejahteraan yang dihitung melalui indeks kebahagiaan,” tegas dia.
Karena itu, para pembicara yang terdiri dari Rocky Gerung, dr. Hanibal Hamidi, Achmad Syafic, Dr. Tony Doludea menyetujui dan mendukung terjadinya Revolusi Mental yang harus didahului oleh Revolusi Kesehatan.
“Forum menyepakati agar pemerintahan Jokowi- JK untuk mengagendakan Revolusi Kesehatan sebagai program andalan kabinetnya ke depan,” pungkas Dedy.(WH/SL)
Reporter: Bopak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar