“Bekerja bersama rakyat di daerah
tertinggal merupakan kenikmatan batin tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan apapun.”
dr. Hanibal Hamidi, M.Kes.— Perdesaan Sehat
dr. Hanibal Hamidi, M.Kes adalah seorang pengabdi kesehatan masyarakat yang memulai
karirnya dari bawah. Atas komitmen dan kedekatannya dengan masyarakat, beliau pernah dinobatkan sebagai dokter teladan pada tahun 2003 saat bertugas sebagai kepala puskesmas di salah satu desa terpencil dan tertinggal di Kabupaten Lampung Barat.
Usai malang melintang di dunia kesehatan di Lampung, atas kiprahnya di bidang kesehatan masyarakat pada daerah-daerah tertinggal, tahun 2007 beliau mendapat amanah sebagai Asisten Deputi Urusan Pembinaan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat pada Deputi Bidang Pengembangan Lembaga Sosial dan Budaya di Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT).
Kiprah di KPDT
Berkat loyalitasnya dalam mengembangkan program-program kemasyarakatan di daerah tertinggal, dalam kurun waktu yang cukup singkat berkiprah di KPDT, di tahun 2008 beliau mendapat Penghargaan Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Sebagai Inisiator dan Penyusun Kebijakan Instrumen Percepatan Pembangunan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal (P2SEDT) Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.
Gagasannya yang cerdas dan penuh dedikasi serta beberapa programnya yang bervisi kerakyatan membuat beliau mendapat kepercayaan lebih di KPDT, sehingga pada tahun 2009 beliau diangkat menjadi Kepala Biro Perencanaan dan KLN Kementerian PDT. Selama menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan, ia cukup mewarnai gagasan perubahan di Kementerian tersebut.
Selama kiprahnya di KPDT dimanapun posisi dan jabatannya, gagasan dan ide-ide beliau kerap kali menjadi program unggulan di kementerian ini, bahkan menjadi program nasional. Sebut saja misalnya : Program P2SEDT, Program Bedah Desa, P2DTK. Dan atas berbagai gagasannya itulah ia pernah diminta menjadi narasumber tetap selama satu tahun di Dewan Pertahanan
Nasional, sebuah lembaga yang dipimpin langsung oleh Presiden.
"Bagi saya dimanapun kita berada, harus selalu memberikan karya yang maksimal bagi kepentingan bangsa", ujarnya penuh makna.
Saat ini, beliau menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan pada Deputi Sumber Daya Kementerian PDT.
Sejak menjabat sebagai Asdepkes, sosok beliau makin berkibar, salah satunya dengan menelurkan
gagasan yang berilian lewat pencanangan program Perdesaan Sehat untuk Percepatan
Pembangunan di Daerah Tertinggal.
Perdesaan Sehat
Dibawah kendalinya sebagai Asdepkes pada Deputi Sumberdaya, gagasan tentang Perdesaan Sehat direalisasikan dan menjadi salah satu program unggulan dari Kementerian PDT, yang juga ditetapkan lewat Peraturan Menteri No. 1 tentang "Percepatan Pembangunan Perdesaan
Sehat di Daerah Tertinggal" pada tahun 2013.
Program Perdesaan Sehat menurutnya adalah sebuah terobosan gagasan untuk percepatan pembangunan perdesaan di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik.
Untuk mendukung program tersebut, sangatlah penting adanya keterlibatan dari semua pihak. "Kondisi itu (tercapainya tujuan PS) Insya Allah bisa terwujud dan saya yakin bisa diwujudkan, jika semua pihak berkomitmen untuk bersinergi dan bekerja bersama untuk mewujudkannya", ujar beliau.
Selain gagasan dan pemikirannya, sikapnya yang selalu bicara apa adanya membuat sosok beliau
tidak seperti birokrat pada umumnya.
Keberaniannya dalam menggulirkan gagasan seringkali mendapatkan benturan dari kalangan birokrat yang lebih suka dengan kemapanan atau status quo.Namun, benturan itu selalu ia jawab
dengan gagasan dan program nyata untuk masyarakat. "Bagi saya, kepentingan masyarakat harus ditempatkan diatas kepentingan pribadi dan atau golongan", tegasnya penuh semangat.
Sejalan dengan kiprahnya diatas, pria kelahiran tahun 1964 dari pasangan H. Hamidi Leby dan Hj. Halijah ini sadar betul akan nilai-nilai pengabdian kepada masyarakat. Diakui olehnya, melakoni profesi dokter dan ataupun sebagai birokrat merupakan sebuah pengabdian total dan berkarya tanpa henti kepada masyarakat. "Bekerja bersama rakyat di daerah tertinggal merupakan kenikmatan batin tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan apapun", tutup pria yang telah memiliki 3 orang anak lelaki ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar